Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuliakan beberapa tempat atas tempat-tempat lainnya, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuliakan Kota Mekkah dan Madinah lebih mulia daripada tempat-tempat lain di muka bumi ini.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
memuliakan sebagian individu atas individu-individu yang lainnya,
sebagaimana memuliakan sebagian nabi atas sebagian yang lainnya dan dijadikan
untuk sebagian makhluk kemuliaan atas makhluk-makhluk lainnya, termasuk diantaranya
adalah pohon bidara yang memiliki keutamaan diantara pohon-pohon yang lainnya.
Allah
dengan Maha Besarnya telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya dengan
segala kesempurnaan. Salah satu tanda kesempurnaan Allah dengan diciptakannya
makhluk yang satu sama lain saling membutuhkan.
Allah mengetahui kelebihan dan
kelemahan hamba-Nya, Allah pun mengetahui segala kebutuhan hamba-Nya. Yah karena memang Allah-lah yang lebih mengetahui segala sesuatu
terhadap ciptaan-Nya, pun termasuk pada diri kita, Allah lebih mengetahui diri
kita daripada diri kita sendiri. Oleh karena itu selayaknyalah sebagai manusia
kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan, termasuk
diantara nikmat syariat yang begitu indah yang akan menjaga eksistensi manusia
di muka bumi ini.
"Dan Dialah yang menurunkan
air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam
tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuhan-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak;
dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur,
dan Kami keluarkan pula zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah
buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pula) kematangannya. Sesungguhnya,
pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman." (QS. Al-An'aam [6]: 99)
Ketika kita ingin sedikit merenungi penciptaan Allah,
tampak bagi kita begitu banyak hal yang sangat sombong jika kita tak
mensyukurinya. Salah satu kenikmatan yang Allah turunkan kepada manusia adalah
dengan diciptakannya tumbuh-tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Bayangkan saja ketika di dunia ini tak ada tumbuh-tumbuhan maka
apa yang terjadi pada diri kita? Mungkin kita tak akan bisa hidup seperti
sekarang ini. Shohib, kali ini AF akan sedikit share tentang salah satu tumbuhan yang memiliki kemuliaan dalam
Islam yakni daun bidara.
Bidara selain disebutkan didalam Al-Qur'an juga terdapat
anjuran penggunaannya di dalam hadits. Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman, “Di sana mereka tidak mendengar percakapan
yang sia-sia maupun yang menimbulkan dosa, tetapi mereka mendengar ucapan
salam. Dan golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. (Mereka)
berada di antara pohon bidara yang
tidak berduri.” (QS. Al-Waqi’ah: 25-28)
Bidara apa sih?
Bidara atau widara (Ziziphus mauritiana) adalah
sejenis pohon kecil penghasil buah yang
tumbuh di daerah kering. Berperawakan pohon atau
perdu menyemak, tinggi dapat mencapai 15 m, tumbuh tegak atau melebar dengan
cabang-cabang menjuntai, letak ranting tidak beraturan, berbulu kempa,
berpenumpu berduri, menyendiri dan lurus (panjang 5-7 mm) atau berbentuk
dimorfik berpasangan, yang kedua lebih pendek dan melengkung, duri
kadang-kadang tidak ada, pohon selalu hijau atau kadang-kadang agak meranggas.
Daun tunggal berselang-seling, berbentuk bundar-bundar telur-jorong sampai
bundar telur-lonjong.
Tanaman
ini dikenal pula dengan pelbagai nama daerah seperti widara (Jawa, Sunda) atau dipendekkan menjadi dara, kon (Timor), edara (Alor), bidara (Makassar), rangga (Bima), serta kalangga (Sumba). Sebutan di
negara-negara lain di antaranya: bidara, jujub, epal siam (Malaysia),
manzanitas (Filipina) zee-pen (Burma), putrea (Kamboja), than (Laos),phutsaa, ma tan (Thailand), tao,
tao nhuc (Vietnam).
Dalam bahasa
Inggris dikenal
sebagai jujube, indian
jujube, indian plum, atau chinese
apple; serta jujubier dalam bahasa
Prancis.
Bidara dibedakan menjadi dua varietas, yaitu varietas
mauritiana yang buahnya berbentuk bulat telur dan berasa enak dan varietas
spontanea yang buahnya berbentuk bulat dan berasa sepat. Varietas yang pertama
berperawakan pohon sedang, berdaun dengan ukuran panjang 6-9 cm, buah berukuran
panjang 2,5-3,5 cm, sedangkan kultivar kedua berperawakan pohon besar atau
perdu menyemak, berdaun dengan panjang 2-3 cm, berbuah dengan diameter 1-1,5
cm.
Muslimah, di dalam agama kita yang mulia, daun bidara disunnahkan
digunakan dalam berbagai ibadah, misalnya daunnya disunnahkan untuk digunakan
ketika mandi wajib bagi wanita yang baru suci dari haid. Juga
ketika memandikan jenazah dan menghilangkan najis dari tubuh mayat, jenazah
disunnahkan dimandikan dengan air yang dicampur daun bidara. Daun bidara juga
disunnahkan dalam proses ruqyah untuk
mengobati orang yang terkena gangguan jin.
Pohon bidara
mempunyai manfaat dan kegunaan, diantaranya:
1. Daun bidara
digunakan memandikan jenazah.
Daun bidara dapat membersihkan
kotoran, oleh karena itu Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata kepada para wanita yang sedang memandikan jenazah
putri beliau Zainab “Mandikanlah
dia dengan basuhan ganjil, tiga, lima, atau lebih dari itu kalau kalian pandang
perlu. Mandikan jenazahnya dengan air dicampur daun bidara, dan basuhan yang
terakhir dicampur dengan sedikit kapur barus.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Juga sabda Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang seseorang
yang berihram kemudian meninggal karena terlempar oleh untanya sendiri:”Mandikanlah
dia dengan air dan daun bidara”(HR Bukhori dan Muslim).
2. Daun bidara
digunakan untuk pengobatan penyakit sihir.
Daun bidara juga bemanfaat -dengan
izin Allah tentunya- untuk pengobatan gangguan sihir, ‘ain (mata jahat). Oleh
karena itu para ulama menjelaskan caranya adalah ambil tujuh helai daun bidara
yang bagus, kemudian bacakan doa dan ruqyah, tumbuk dan campurkan ke dalam air
kemudian air digunakan untuk mandi dan minum si sakit.
Ibnu
Katsir menyebutkan didalam tasirnya bahwa Al Qurthubi menceritakan dari Wahab
bahwa dia mengatakan,”Ambillah tujuh helai daun bidara lalu tumbuk diantara dua
buah batu kemudian campurkan di air dan dibacakan ayat kursi kamudian
diminumkan kepada orang yang terkena sihir sebanyak tiga kali tegukan lalu
mandikan dia dengan air sisanya maka ia akan menghilangkan sihirnya.
3. Ibnul Qoyyim rahimahullah menyebutkan faidah bidara diantaranya:
buahnya bisa dimakan, mengobati diare, obat untuk penyakit perut, memperkuat
fungsi hati dan empedu, meningkatkan nafsu makan, dll.
Apa SIh Kandungan dan Khasiat Daun Bidara???
Daun bidara (Ziziphus mauritiana) mengandung 13-17% protein kasar dan 15% serat,
dan merupakan pakan yang sangat baik untuk ternak.
Bidara mengandung alkaloid,
sapogenin dan flavonoid. Hal ini juga berisi triterpenoid dan senyawa fenolik. Daun
bidara dalam beberapa penelitian memiliki antimikroba lho, juga anti-inflamasi & antiulkus (luka), juga digunakan dalam
pencegahan kanker dan gangguan kardiovaskular (jantung).
Penelitian yang
dilakukan oleh Gupta, dkk 2012 dalam International
Journal of Pharmaceutical Sciences And Research, daun bidara menunjukkan adanya kandungan saponin,
flavonoid, alkaloid, triterpenoid, glikosida dan senyawa fenolik. Kandungan
tersebut berfungsi sebagai pertahanan dari radikal bebas yang bisa merusak
sel-sel tubuh dan berperan dalam menjaga kesehatan jantung.
NB : Tulisan ini pernah dimuat pada Majalah Al Firdaus Edisi
14 hal.24