PICTURE

PICTURE

Perjuangan Suriah Menjelang Ramadhan 2013

Tag: 

Abu Hilya, Relawan HASI di jalan penghubung antara desa Maruniat dan Ghunaimiyat, Foto : HASI
Abu Hilya, Relawan HASI di jalan penghubung antara desa Maruniat dan Ghunaimiyat, Foto : HASI
Bumi Syam - Tim Ketujuh Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) baru saja kembali ke Indonesia pada hari Kamis (27/06/20130). Tim HASI sebelumnya menjalankan misi kemanusiaan sebagai tim medis untuk Rumah Sakit Lapangan di kota Salma, Suriah.
Bumisyam.com alhamdulillah diberikan kesempatan untuk mewawancarai salah satu anggota tim ketujuh HASI di kantor sekretariat mereka di Jakarta. Raut wajah letih mewarnai Abu Hilya yang juga bertugas sebagai tim Media HASI selama di Suriah.
Sekalipun terlihat lelah, dengan penuh senyum dan dalam suasana santai Abu Hilya menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari Bumisyam.com, berikut kutipan wawancara dengan Abu Hilya.
Bagaimana kabar terbaru dari Suriah selama tim ketujuh HASI berada disana?
Alhamdulillah meski hidup dalam kondisi perang warga Suriah yang kami temui di Latakia, Idlib, Jabal Akrod dan kota Salma tetap menjalankan kehidupannya sehari-hari. Rasa takut pasti ada, namun sepertinya mereka semakin terbiasa. Salah satu hal yang membuat mereka merasa aman karena berada dalam wilayah yang dikuasai oleh kelompok Mujahidin Suriah.
Bagaimana perlakuan warga Suriah terhadap kehadiran relawan HASI ?
Luar biasa, mereka sangat menghormati kami dan sangat berterima kasih atas bantuan rakyat Indonesia yang dititipkan melalui HASI. Para pejuang disana sendiri sangat memantau keberadaan kami. Walau kami bertugas di Rumah Sakit Lapangan di kota Salma Suriah, sehari-hari kami tidak bisa melepaskan diri dari berinteraksi dengan para pejuang Islam ini. Mereka mengawal keselamatan kami dengan ketat.
Rumah Sakit Salma sendiri merupakan salah satu aset penting masyarakat kota Salma dan sekitarnya. Selain melayani kesehatan warga sipil kami juga melayani para mujahidin yang terluka dalam pertempuran melawan Bashar Al Assad.
Di Indonesia masih banyak yang menyebarkan kabar bahwa peperangan di Suriah adalah perang saudara antara Sunni dan Syiah, bagaimana korelasi pendapat seperti ini dengan fakta lapangan di Suriah?
Itu jelas salah. Sebelum kami pulang kami sempat bertemu dengan Abu Qudama seorang tokoh senior diantara para Mujahidin Suriah. Abu Qudama selalu emosi dan wajahnya berubah marah jika kami mengatakan bahwa perang di Suriah adalah antara Sunni dan Syiah.
Menurut beliau pernyataan bahwa Sunni dan Syiah itu ada dalam satu agama Islam adalah kebohongan belaka. Baik ulama sampai pejuang dan masyarakat sipil di Suriah merasakan kepiluan yang mendalam tentang isu persaudaraan Sunni Syiah.
Abu Qudama juga bercerita bahwa, orang-orang rafidhah sudah merusak cara berpikir ulama-ulama sunni di Suriah sejak 40 tahun lalu. Itulah kenapa banyak ulama sunni ikut membala Bashar salah satunya adalah Ramadhan Al Buthi yang menjadi korban dari propaganda Bashar.
Saat ini, ulama-ulama di Suriah tidak suka jika ada orang menyebut konflik disana adalah konflik sunni syiah. “Jangan katakan syiah sunni, tapi syiah dan Islam.” itu yang selalu saya dengar dari pernyataan sikap mereka saat kami sempat bertemu mereka.
Jadi memang permasalahan Suriah telah menjadi pintu yang menjelaskan bahwa Syiah memang agama yang memiliki Aqidah berbeda dengan Islam. Abu Qudama dan para ulama setempat mengingatkan berkali-kali hati-hati dengan tipu daya Syiah. Ketika sedikit mereka akan mengangkat isu persaudaraan Islam, ketika mereka sudah kuat mereka akan membantai umat Islam yang menolak ajaran-ajaran yang mereka sebarkan.
Bagi warga, pejuang islam dan ulama Suriah orang yang menyakini Syiah sebagai agama itu sama dengan seorang muslim yang murtad lalu masuk kristen. Mereka sudah kafir dan keluar dari Islam.
Adakah informasi terbaru mengenai perkembangan faksi-faksi perlawanan di Suriah?
Sejujurnya kami banyak menghabiskan waktu di Rumah Sakit Lapangan. Namun memang memberikan penanganan medis kepada mujahidin juga sesuatu yang menjadi makanan sehari-hari kami. Biasanya ini juga menjadi salah satu cara kami mendapatkan informasi dari mereka.
Ada banyak kelompok perlawanan di Suriah. Kelompok-kelompok tersebut biasa disebut katibah atau Liwa. Salah satu yang terkuat adalah Ahraru Syam. Mereka ini orang-orang dari Jamaah Salafi di Suriah. Setelah terjadi revolusi mereka menjadi kelompok yang berperang dibawah kalimat tauhid. tujuan mereka adalah untuk menegakkan kalimat Allah di bumi Syam secara khusus di Suriah.
Apa yang membedakan Ahraru Syam dengan Jabhah al nusrah?
Jabhah Al Nusrah adalah kelompok perjuangan yang berasal dari orang-orang luar Suriah. Jabhah Al Nusrah memiliki kesamaan dengan Ahraru Syam karena sama – sama berkarakter Salafi Jihadi. Setiap kali memutuskan sebuah strategi perang mereka tidak sembarangan. Mereka selalu menggunakan dalil al qur’an dan as sunnah.
Aturan keanggotan di dua kelompok ini ketat sekali. Selain menilai kedisiplinan ibadah, pada setiap anggota Ahraru Syam dan Jabhah Al Nusrah juga dilarang merokok.
Adakah kelompok lain yang kuat selain kedua kelompok ini?
Ahraru Syam dan Jabhah Al Nusrah adalah dua kekuatan berpengaruh yang berdiri diatas aturan agama Islam. Selain mereka ada satu kelompok lagi yang unik. Masyarakat menyebut mereka kelompok Muhajirin. Mereka ini kelompok orang-orang kaya dari Arab. Para bisnisman Islam ini melakukan jihad di Suriah seperti sedang berwisata.
Jika uang mereka habis, mereka akan pergi ke Turki untuk mengambil uang. Bahkan mereka membuka rekening khusus di bank-bank Turki. Selain berjihad, Mujahidin dari kelompok Muhajirin ini juga ikut menopang kekuatan ekonomi warga Suriah. Mereka sering memberi subsidi baik finansial dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Kami dengar Mujahidin kalah di Qusayr dan Aleppo ?
(sambil tersenyum) itu tidak benar justru kota Aleppo itu delapan puluh persen dikuasai Mujahidin Suriah. Sementara Qusayr masih dikuasai Mujahidin juga. Orang – orang Bashar itu suka melebih-lebihkan. Kalaupun mereka menguasai Qusayr itu hanya di daerah masuk kota. Namun didalam kota dan sebagian besarnya masih dikuasai Mujahidin Suriah.
Anda bilang orang-orang pro Bashar suka melebih-lebihkan bisa dijelaskan lebih mendalam maksudnya?
Iya, ini permainan media pemerintah Bashar. Setiap kali pertempuran korban dari Mujahidin yang gugur sangat sedikit. Kami suka aneh jika melihat informasi media  yang memberitakan bahwa mujahidin yang mati jumlahnya sangat banyak. Jika Mujahidin yang syahid 10 diberitakan 100. Padahal dalam setiap pertempuran tentara Bashar selalu lebih banyak yang mati. Dan jumlahnya itu jauh berbeda. Anehnya giliran tentara Bashar matinya sampai 100 orang diberitakan yang mati hanya 10. ini yang saya maksud permainan media Bashar yang selalu melebih-lebihkan.
Darimana mereka mendapat senjata sebanyak itu untuk melawan tentara Bashar Al Assad? banyak yang bilang Mujahidin Suriah dibantu Amerika Serikat dan Israel?
Itu dusta besar dan fitnah yang keji. Para Mujahidin hingga hari ini tidak punya senjata. Kalaupun ada senjata mereka hanya menggunakan senjata AK47. Saking minimnya persenjataan tidak tiap orang diberikan senjata, benar-benar diseleksi oleh para pemimpin Liwa atau katibah karena peluru harus diirit. Jangan sampai habis dan tidak efektif.
AK47 didapatkan dari ghanimah (harta rampasan perang) atau dari membelinya.
Kepada siapa para Mujahidin membeli senjata? Amerika?
Sekali lagi tidak ada senjata dari Amerika apalagi Israel disana. Dari hasil obrolan kami dengan para pejuang. Jika ada senjata yang dibeli itu dibeli dari Irak. Para Mujahidin dari Irak biasanya menyalurkan banyak senjata hasil dari perjuangan irak dan ghanimah-ghanimah disana.
Seperti ada simbiosi mutualisme disini. Mujahidin Suriah membeli senjata di Irak, uang dari pembelian senjata digunakan untuk membantu perjuangan di Irak yang juga melawan rezim Syiah. Hingga hari ini persenjataan para pejuang oposisi adalah dari ghanimah. Senjata-senjata yang mereka rebut dari basis-basis militer Bashar yang mereka rebut dan taklukan.
kedua mereka dapatkan senjata dari membelinya ke Mujahidin Irak. Tidak ada satupun bantuan dari negara barat seperti Amerika dan sekutunya. Wallahi, para muhajidin tidak menyukai rezim Bashar dan Amerika Serikat dan para sekutu.
Jika memang para Mujahidin hanya memiliki AK47, bagaimana mungkin Mujahidin bisa menjatuhkan pesawat tempur dan helicopter dengan AK47? pasti mereka menyembunyikan senjata yang lebih canggih dari itu?
Ratusan ribu orang mati dipenjara bashar al assad. Mereka disiksa jika tidak mengucapkan tiada tuhan yang layak disembah selain Bashar. Jika mereka tidak mengatakan kalimat itu mereka disiksa pakai gergaji. Perjuangan Suriah sudah melewati banyak pertolongan itu yang diceritakan para Mujahidin.
Jika bukan karena Allah mana mungkin mereka bisa bertahan. Menjatuhkan sebuah pesawat dan helicopter bukanlah hal yang sulit. Senjata Ghanimah yang dimiliki Mujahidin bukan hanya AK47. Jangankan RPG (Basoka), pesawat tempur dan helicopter saja mereka punya.
Setelah basis militer di Idlib. sebelum kami kembali ke Indonesia kami mendapat kabar Mujahidin di Latakia juga menaklukkan sebuah pangkalan militer di sana. Ada sebuah cerita di Jabal Naubah. Ketika itu para Mujahidin harus berhadapan dengan sebuah tank besar.
Tidak mungkin menghancurkan tank itu dengan AK47. Satu-satunya cara menggunakan RPG. Sayangnya para mujahidin ketika itu tidak tahu cara menggunakan. Namun dengan otodidak mereka coba mempelajari. Saat berhadapan dengan tank, mereka dengan sembarangan menembak RPG itu ke tank yang berada didepan mereka.
Mereka yakin tembakan itu takkan mengenai tank tersebut. ternyata tembakan itu kena dan tank itu hancur lalu semua Mujahidin bertakbir. Jadi kejadian-kejadian dimana karomah Allah hadir dalam setiap pertempuran melawan rezim Bashar adalah hal yang sering terjadi.
Selain menggunakan RPG dari rampasan perang. Kami juga menemukan banyak senjata – senjata tradisional. Senjata ini biasanya hasil dari rakitan masyarakat. Menarik kami menemukan sebuah mobil biasa ‘disulap’ menjadi mobil perang. Mulai dari besi rem cakram hingga besi-besi tua bisa dirakit menjadi senjata-senjata sederhana yang memiliki kemampuan serangan yang tidak sederhana.
Senjata-senjata tradisional ini beranekaragam. Jangankan helicopter, pesawat saja pernah jatuh menggunakan senjata ini.
Darimana mereka mendapatkan uang?
Seperti yang saya bilang tadi. Salah satu katibah mujahidin yaitu katibah Muhajirin adalah kumpulan Mujahidin yang berlatar belakang pengusaha. Mereka tidak satu dua orang, di Suriah jumlah mereka ribuan. Mulai dari Saudi hingga Qatar. Mereka turun berjihad di Suriah. Merekalah yang banyak membantu finansial untuk mencukupi kebutuhan warga juga biaya persenjataan para pejuang.
Selain itu para Mujahidin juga mendapatkan uang dari menjual jasad para tentara milisi syiah Hizbullatta (sebutan penghinaan bagi kelompok Syiah Hizbullah di Libanon, Red). Para milisi Syiah Hizbullatta yang berperang di Suriah kebanyakan masih berumur muda. Saat mereka tewas seperti di Qusayr, keluarga mereka menuntut Hasan Nasrallah untuk memulangkan jenazah mereka.
Jenazah mereka inilah yang ditawan para Mujahidin. Jika Hizbulatta ingin menebus mayat-mayat itu, mereka harus menebusnya dengan harga U$ 80.000 atau setara Rp. 800 juta untuk satu mayat. Inilah salah satu sumber pemasukan uang yang mereka gunakan untuk membeli senjata.
Benarkah ada bantuan dari luar untuk mendukung pasukan Bashar Al Assad ?
Itu jelas, Mujahidin di Latakia banyak memberikan pernyataan. Bagi mereka pertempuran di Latakia, Salma, Idlib, Jabal Akrod hingga Jabal Turkman bukanlah perang antara pejuang oposisi melawan pemerintah Bashar. Mereka mengatakan saat ini mereka sedang berhadapan dengan tentara Hizbulatta laknatullah dari Libanon.
Selain itu bantuan untuk rezim Bashar juga datang tentara Shofawis Iran, Jaizul Mahdi pejuang Syiah Irak hingga pejuang Syiah Liwa Iskanderu dari Turki. Liwa Iskanderu inilah biang kerok kerusuhannyang ada di Turki.
Kabar terbaru dari para Mujahidin adalah, Amerika baru saja meminta ke negara-negara sekitar Suriah untuk menutup akses kaum muslimin untuk masuk ke Suriah. Hal ini kata mereka untuk menghindari dampak penyebaran ‘terorisme’ ke negara-negara dunia ketika umat Islam selesai bergabung membantu perjuangan melawan rezim Bashar. tidak bisa dipungkiri kehadiri umat Islam dari penjuru dunia memang nyata. Syam telah menjadi pusat jihad dunia saat ini.
Apa yang paling ditakuti Bashar selain mujahidin Suriah?
Bashar Al Assad takut pada wartawan dan sangat membenci dokter. Karena itu di Suriah bersifat netral sebagai relawan juga sulit. Masalahnya di sana wartawan dan dokter yang menemani oposisi juga menjadi sasaran tembak. tidak sedikit wartawan yang mati karena ditembak tentara Bashar di sana.
Ini jauh berbeda dengan Mujahidin. Pernah suatu ketika, ada wartawan dari italia masuk Suriah. dia ikut meliput perang mujahidin di garis terdepan. Suatu ketika dia terjebak dalam kondisi yang berbahaya. Para mujahidin dari Jabhat Al Nusrah melindungi. Untuk menyelamatkan satu wartawan yang beragama kafir, Jabhat Al Nusrah harus kehilangan 12 Mujahidinnya.
Mereka sangat memuliakan tamu, menghargai wartawan. Kadang saya sudah tidak enak, pasalnya kami sebagai tim medis begitu dielu-elukan oleh warga sipil dan para mujahidin. Ini berbeda dengan sikap rezim yang akan membunuh siapa saja yang membantu oposisi. Tidak terkecuali wartawan dan dokter.
Bagaimana kabar terakhir masyarakat sipil sendiri dengan kehadiran para mujahidin dari Luar Suriah?
Alhamdulillah banyak berita yang subhanallah mengharukan disana. Contoh di kota Raqqa, Suriah. Disana sudah ada pemerintahan tersendiri. Bahkan lebih dari itu mereka sudah membuat aparat keamanan sendiri. Semacam kepolisian. Hukuman bagi kontrol masyarakat bukan hanya kriminalitas tapi jika anda merokok sembarangan pasti anda juga ikut dihukum.
Kalau di daerah yang kami tempati. Petani-petani sudah mulai kembali. Mereka sudah banyak yang mulai bertani. Sayangnya setiap hari jum’at ladang mereka selalu terbakar. Kebakaran ladang itu karena ulah tentara Bashar Al Assad. mereka membakar dengan menembakkan zat kimia yang muda terbakar. Serangan kedua mereka gunakan roket. Saat roket meledak maka api akan menyala karena zat kimia sebelumnya. Apipun membakar ladang para petani. yang membuat sedih, hal itu dilakukan setiap hari Jum’at ketika umat Islam sedang melakukan sholat Jum’at.
Dimana keluarga para Mujahidin tinggal? apakah di Suriah atau diungsikan ke luar negeri?
Keluarga mereka kebanyakan diungsikan ke Turki dan tempat pengungsian disekitarnya. Walau saling berjauhan. Namun strategi ini memiliki dampak sosial yang baik. Soalnya gara-gara ini para penduduk saling bersinergi dengan pengungsi. Pengungsi di Turki atau penduduk yang menetap didalam Suriah saling berkordinasi untuk mengirimkan makanan. Selain makanan juga buah-buahan sesuatu yang sangat prioritas disana. Jiwa sosial dan kesolidan ukhuwan Islamiyah mereka semakin tinggi.
Sementara di ladang-ladang mereka. Pada Mujahidin biasanya diberikan kebebasan untuk mengambil hasil ladang seperti buah-buahan. Inilah yang membuat Mujahidin semakin disayang. Selain karena merasa mereka dilindungi mujahidin dari tentara Bashar, para mujahidin tidak rakus dan serakah meskipun diberi kebebasan mengambil makanan dari ladang, nyatanya mereka selalu mengambil secukupnya.
Makanan itu dibawah mereka untuk teman-teman yang berjuang di front terdepan perang Suriah. Subhanallah tidak tampak ketamakan dalam diri mereka. Kecintaan masyarakat dengan mujahidin semakin luar biasa.
Kami sebagai tim medis merasakan betapa jarak antara warga sipil dan mujahidin itu benar-benar seperti keluarga. Bukan hanya kepada warga sipil tapi kepada kami saja mereka sangat menghormati.
Kondisi ini telah membangun kesolidan antara masyarakat, pendatang dan para Mujahidin Suriah lainnya. Mereka rutin mengatakan pertemuan – pertemuan untuk evaluasi dan kordinasi. Saat ini yang mereka khawatirkan jika perjuangan revolusi ini diambil alih oleh kelompok sekuler dan liberal. Mereka menyebut kelompok ini sebagai orang-orang munafik.
Sebentar lagi kita akan berhadapan dengan bulan Ramadhan, adakah persiapan istimewa dalam kondisi perang di sana?
Saat ini warga Suriah semakin menyadari pentingnya keutamaan Syam. Itulah yang menambah semangat mereka untuk berjuang. Bagi mereka hidup di negeri syam lebih baik dari di pengungsian.
Sementara para mujahidin berharap ramadhan tahun ini bisa membangkitkan semangat perang badar dalam pertempuran mereka. Mereka juga tak hentinya berdoa untuk pertolongan Allah.
Yang paling mengental dalam sikap dan aqidah warga Suriah adalah masalah Syiah. Saat ini mereka yakin bahwa perang ini adalah perang antara Islam dan Syiah. Syekh Abu Badi seorang anggota forum ulama setempat, semacam Majelis Ulama mengatakan jika ada yang mengatakan sunnah syiah itu satu agama atau hanya perbedaan mazhab, hal tersebut adalah pembodohan yang pernah dilakukan rezim Syiah di Suriah sejak 40 tahun yang lalu.
Syekh mengingatkan agar kita di Indonesia tidak tertipu dengan dustanya penganut agama Syiah tentang ukhuwah Islamiyah atau tentang persatuan sunni syiah. “Jangan sampai kalian tertipu sebagaimana kami tertipu sebelumnya. Saya ingat sekali kalimat itu ketika kami mendapat kesempata bertemu beliau.
Syiah itu hinanya ibarat Jahas (keledai). Sudah tak bisa dimaafkan bagaimana pembantaian demi pembantaian terjadi. Salah satu yang memilukan adalah pembantaian di kota Baniyas, jangan orang dewasa, tentara Bashar menyembelih bayi lima tahun seperti menyembelih anak kambing. Kejamnya mereka baru terlihat setelah kekuatan Syiah itu mulai dominan.
Sumber : http://www.bumisyam.com/